Rute backpackeran :
1. dari Surabaya
2. naik Kereta Penataran (keberangkatan pertama pukul 4.50 WIB dari st. Wonokromo, turun di st. Lawang)
3. naik angkot ke Kebun Teh Wonosari
4. jalan kaki ke puncak sekitar 3 jam
5. sampai di puncak istirahat
6. turun lagi jalan kaki 2 jam
7. naik angkot lagi, cari makan di Pasar Lawang
8. tepar, istirahat di St. Lawang
9. pulang Sby lagi.
Perkiraan biaya:
pp tiket kereta: 12.000 x 2 =24.0002. naik Kereta Penataran (keberangkatan pertama pukul 4.50 WIB dari st. Wonokromo, turun di st. Lawang)
3. naik angkot ke Kebun Teh Wonosari
4. jalan kaki ke puncak sekitar 3 jam
5. sampai di puncak istirahat
6. turun lagi jalan kaki 2 jam
7. naik angkot lagi, cari makan di Pasar Lawang
8. tepar, istirahat di St. Lawang
9. pulang Sby lagi.
Perkiraan biaya:
makan pagi : =10.000
makan siang : =15.000angkot dari pasar ke stasiun= 3.000
biaya lain-lain : = 16.000++
-------------------------------------------------
total = Rp. 80.000++
Catatan Kaki:
Siap-siap kaki rasanya pengen copot
'Tidak ada satu pun mimpi yang terdengar konyol setelah ia menjelma menjadi kenyataan '
finally no wacana
...
Ya, manusia bisa berencana, tapi
tetap Tuhan lah yang menentukan. Sebelumnya aku mau cerita dulu ya hihi, jadi ceritanya pagi itu ban sepeda motorku bocor, kelas
jam 7 pagi pun harus kukejar dengan jalan setengah lari karena waktu sudah
menunjukkan pukul 06.50, sebuah semangat pagi ini bisa berangkat jam segitu karena
biasanya jam 7 lewat 5 baru berangkat, untungnya ngga telat.
Setiba di kelas, Donna mengabarkan bahwa si kakak siklus ini (siklus adalah nama ukm pecinta alam) ngga bisa ikut mendaki gunung hari Sabtu karena ada tugas lapangan. Jelas lah ya aku sedih banget, tapi ya mau diapain lagi, aku mencoba untuk menenangkan diri bentar.
Setiba di kelas, Donna mengabarkan bahwa si kakak siklus ini (siklus adalah nama ukm pecinta alam) ngga bisa ikut mendaki gunung hari Sabtu karena ada tugas lapangan. Jelas lah ya aku sedih banget, tapi ya mau diapain lagi, aku mencoba untuk menenangkan diri bentar.
Baru lah selesai
kelas, aku dan Donna kembali duduk di pelataran kelas, sambil berdiskusi rencana lain
untuk berpetualang hari ini.
Bakalan sayang banget nih kalau ngga dimanfaatin untuk berpetualang, karena di beberapa hari ke depan waktu itu ada libur satu minggu penuh. Benar-benar libur panjang di semester genap yang sibuk ini, karena Senin dan Selasa kuliah memang sengaja diliburkan persiapan tempat ujian menjelang SBMPTN, terus disambung hari Rabu yang memang kami ngga ada jadwal kelas dan Kamisnya ada libur nasional lagi. ditambah Jumatnya ditanya sama dosen kami barusan kelar kelas, "Ntar Jum'at depan mau diliburkan juga atau gimana?"wkwkwk
...
...
Tercetuslah nama Bukit Budug Asu
dari usulan Donna, yang sebelumnya aku mengusulkan agar kita escape ke Batu, Malang aja. Wah asyik juga tuh, namanya terdengar
rada-rada meso ya. Sambil mencoba searching
sedikit, Donna pun menceritakan bahwa dulu dia bersama teman-teman siklus ITS
pernah kesana, namun ngga bermalam.
Rencana baru pun disusun, Donna
mengusulkan untuk bermalam mendirikan tenda di puncak bukit Budug Asu tersebut sepertinya asyik. Aku yang ngga pernah sama sekali nge-camp pun sedikit mengernyitkan dahi, ada sejelimat pikiran menyelubungi tentang gimana nanti kalau mau buang air, atau semisal ada hewan liar, dan segalanya, maklum lah.
Namun siapa takut mencoba meninggalkan zona nyaman, ya kan? hmhh iya bung kan kitorang masih jiwa muda wetseh
Setelah mencoba menyusun target apa saja yang perlu dipersiapkan, kami pun pulang dengan berjalan kaki menuju stasiun Migo, persewaan e-bike pertama di Indonesia, ya tahu sendiri lah seperti yang sudah kuceritakan di awal bahwa ban sepeda motorku lagi gembos hiks, dan aku pun sangat mager dengan siang-siang terik panasnya Surabaya untuk menggiring sepeda motor ke tukang tambal ban, sehingga gw putuskan untuk menyewa sebuah migo hehehe dasar pemager! kemudian, kami pun boncengan so swit so swit gimana gitu pegangan dengan pulang mengendarai migo, wkawkwak secara lapak duduknya kecil. dan sehabis nganter Donna, gw pun segera balik ke kosan untuk menyelesaikan tugas lapres, kemudian mengumpulkannya ke jurusan.
di Jurusan, aku bertemu Qori’, teman asal Banyuwangi. akupun bertanya-tanya seputar jalur kereta api dari Surabaya-Lawang, dia pun menyarankan beberapa nama kereta yang bertujuan Malang, salah satunya adalah Kereta Penataran. Lalu aku pun mulai mengerti bagaimana cara mengetahui jadwal keberangkatan kereta dari mbah Google, pun untuk menempuh tujuan-tujuan lain ternyata banyak sekali nama-nama kereta dengan rute yang sudah ditetapkan, hahaha suwun Qor, asli aku bener-bener udik masalah ini. Maklum lah di Kalimantan ngga onok sepur lur.
Setelah mencoba menyusun target apa saja yang perlu dipersiapkan, kami pun pulang dengan berjalan kaki menuju stasiun Migo, persewaan e-bike pertama di Indonesia, ya tahu sendiri lah seperti yang sudah kuceritakan di awal bahwa ban sepeda motorku lagi gembos hiks, dan aku pun sangat mager dengan siang-siang terik panasnya Surabaya untuk menggiring sepeda motor ke tukang tambal ban, sehingga gw putuskan untuk menyewa sebuah migo hehehe dasar pemager! kemudian, kami pun boncengan so swit so swit gimana gitu pegangan dengan pulang mengendarai migo, wkawkwak secara lapak duduknya kecil. dan sehabis nganter Donna, gw pun segera balik ke kosan untuk menyelesaikan tugas lapres, kemudian mengumpulkannya ke jurusan.
di Jurusan, aku bertemu Qori’, teman asal Banyuwangi. akupun bertanya-tanya seputar jalur kereta api dari Surabaya-Lawang, dia pun menyarankan beberapa nama kereta yang bertujuan Malang, salah satunya adalah Kereta Penataran. Lalu aku pun mulai mengerti bagaimana cara mengetahui jadwal keberangkatan kereta dari mbah Google, pun untuk menempuh tujuan-tujuan lain ternyata banyak sekali nama-nama kereta dengan rute yang sudah ditetapkan, hahaha suwun Qor, asli aku bener-bener udik masalah ini. Maklum lah di Kalimantan ngga onok sepur lur.
Singkat cerita, karena tadi rencananya pengen nge-camp, Donna pun menghubungi kaka tingkat
(kating) buat pinjam alat. Tapi katingnya ini ngga bales-bales line Donna dari pagi tadi ampe Donna ketiduran. Ternyata pas siang sekitar jam setengah duaan, katingnya ngasih tau bahwa dia sedang ada praktikum hingga
pukul 5 sore. Hmmh.. ngga bakal kekejar nih kalau harus nunggu kating tersebut selesai
praktikum. Akhirnya kami
pun memutuskan untuk ngga jadi berangkat siang ini, karena pertimbangan waktu
yang mepet dan semisal dipaksakan untuk berangkat sekarang, ketika sampai
Lawang sore hari bakalan sudah ngga ada angkot tersedia.
....
Akhirnya pukul 3 pagi, aku pun bangun, bergegas mandi, dan bersiap-siap. Tak lupa ku nelpon Donna terlebih dahulu. Astaga, Donna ngga tidur semalaman wajor wkwkw ada rapat ukm katanya, bener-bener nih anak. Selepas sholat subuh akupun langsung ngegas ke Gedung SCC untuk menjemput Donna, lalu bergegas ke kosannya untuk mengambil barang-barang. wkwkwk kalau ingat kejadian waktu itu, wkwk parah, berangkat dari kos Donna pukul 04.26 WIB, sedangkan jadwal keberangkatan Kereta Penataran adalah pukul 04.47 WIB berdasarkan Sumber Mbah Google. Kalau tidak keburu keberangkatan pertama, terpaksa harus mengundur rundown ke keberangkatan kedua sekitar pukul 07.47 WIB. Bakalan sayang banget kebuang waktu kalau ketinggalan kereta pertama. Jadi salah satu jalan keluarnya adalah gw harus ngebut secepat-cepatnya. Okelah, Syaapp-syaapp ngebuutt, Donn pegangaaann! wkwkwwk
Jarak dari ITS ke Stasiun Wonokromo ditempuh dalam tempo waktu sesingkat-singkatnya! Sekitar 15 menitan udaah nyampe xD pukul 04.45 tepat kami sampai di stasiun pemirsah bayangkan wkwkwkw aku udah ngga bisa liat speedometer lagi saking buru-burunya waktu di jalan, selain itu juga karena sangat berbahaya. langsung lah lari terpingkal-pingkal and then menuju loket Go Show. Ternyata Oh Ternyata... sumber Mbah Google sedikit melesyet, Masya Allahh keretanya berangkat pukul 04.50 WIB, njir akhirnya aku dan Donna pun ketawa-ketawa ga jelas, gilss parah kaki bener-bener lemess.
Lanjut, perjalanan ditempuh sekitar 1 jam 40 menit. Kami sudah sampai di Lawang pukul 06.29 WIB. Udaranya pas keluar bener-bener adem.
Donna sewaktu di kereta wajib tidur ya! gantian gw yang jagain lo.
Mungkin karena waktu itu lagi akhir pekan, jadinya kami kedapatan tiket dengan 1 kursi dan satunya lagi tanpa kursi. akhirnya kami pun berbagi duduk. Syukurnya muat wkwkwk.
![]() |
Tiba di Lawang pukul 06.29 WIB menggunakan kereta Penataran |
![]() |
![]() |
![]() |
pemandangan gunung-gunung di sepanjang jalan |
![]() |
Maaff Don wkwkwk sebagai kenangan wkwkwk |
![]() |
Sunrise at train! hola |
Sebelum melanjutkan perjalanan, alangkah baiknya kalau kita sarapan pagi dulu. Setibanya di Stasiun Lawang yang berada di pinggir jalan, kami menyebrangi jalan raya tersebut dan mampir ke warung Soto. Murah meriah dan enak, hanya Rp. 10.000,-. Untuk menghemat biaya, kami memesan tanpa minum, karena sudah ada persediaan di ransel.
Lalu, setelah selesai makan, kami berdiri di pinggir jalan menunggu angkot. Kata Donna, rute pertama kita untuk menempuh Bukit Budug Asu adalah memasuki kawasan Kebun Teh Wonosari terlebih dahulu. Angkot pun datang, bapak Angkot sangat ramah, beliau sedikit memberi tips agar masuk menuju penanjakan bukit budug asu tidak melewati pintu utama, melainkan berjalan sedikit menyusuri area kebun teh agar tidak kena tarif distribusi masuk pintu utama kawasan teh tersebut. hehehe. lumayan. karena kalau masuk lewat pintu utama kita diharuskan membayar 15.000 per orang.
Oleh karena itu, kami diturunkan di area kebun teh, beliau juga berpesan agar sudah siap-siap pulang pukul 3 sore, karena batas angkot yang naik ke kawasan kebun teh biasanya hanya sampai jam 3 sore, selebihnya stop beroperasi.
![]() |
pemandangan tanaman jagung di sepanjang jalan menuju kawasan kebun teh Wonosari |
![]() |
akhirnya sampai di kebun teh, hmmhh gw serasa di Bandung |
![]() |
taksi angkot pun perlahan meninggalkan kami. Nah, Kalau naik lagi ke atas itu ada pintu utama masuknya. kami cukup turun disini, walau rada sedikit jauh jalan kaki. |
Sebelumnya, kami berfoto ria dulu nih yaa sebelum mendaki bukit. ^-^"
eh, btw jangan bosan yaa buat scroll sampai bawah, karena ini masih merupakan awal kisah perjalanan kami wkwk
Setelah sampai menyusuri kebun teh, kami melihat ada perumahan warga, sepertinya perumahan dinas, karena bentuk rumahnya sama dan dicat dengan warna yang sama pula. Daripada tersesat, kami pun bertanya kepada warga sekitar ke arah mana untuk menuju bukit. Kata mbak nya waktu itu terus lurus aja, sampai nemu petunjuk arah selanjutnya.
perumahan warga sekitar |
Mulai melangkah setapak demi setapak |
rumah ijo |
kami pun melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya menemukan palang penunjuk arah. Ternyata di atas masih banyak perkebunan teh. Yang kami lewati pertama tadi tidak seberapanya.
putar ke kiri nona manis e |
Pendakian bukit pun dimulai. Trek yang dilalui tentu saja menanjak. Kadang tanjakannya curam dan kadang sedikit landai. Tapi kami nikmati tantangan itu. Sekitar pukul 8 pagi kami mulai dari palang tersebut.
Dalam ekspektasiku, mendaki bukit tersebut seperti berwisata, eh ternyata, ekspektasiku salah besar. Mungkin ini tidak seberapanya dengan mendaki gunung, tapi bagiku bukit ini udah kyk gunung aja wkwk soalnya aku ga pernah naik gunung vroh..
'langkah-langkah pertama saja km sudah berkeluh kesah win, ah payah!'
'langkah-langkah pertama saja km sudah berkeluh kesah win, ah payah!'
Untuk mengurangi keluh kesah, aku habiskan waktu perjalananku sambil memotret keadaan sekitar, sesekali minta difotokan Donna. wkwkwk ngga sesekali sih, tapi lumayan sering.
Bagaimana pun keadaannya, you're not alone.. |
jalur berbatu.. kaki serasa refleksi sepanjang jalan |
awalnya sih ngga kerasa sakit, lama-lama ... hehehee |
istirahat sebentar |
Di sepanjang jalan, aku sedikit heran dengan penamaan bukit ini, kenapa tempat sebagus ini namanya harus ada unsur meso (kasar) nya. dan ternyata jawaban dari keheranan kami pun terjawab, ternyata ketika rada sedikit di atas, banyak kawalan anjing liar menghadang. Astaga, jelas lah mulutku mulai komat-kamit panik berdoa, agar anjing-anjing itu ngga mengejar kami. Dipantauin anjing-anjing itu aja udah bikin bulu kudug berdiri btw. Gak disangka ternyata anjing-anjing yang menggonggong tersebut hanya diam ngeliatin kami, mereka ternyata lumayan jinak. Syukurlah. Tapi boro-boro lari, takut malah dikejar, kami pun berjalan perlahan-lahan.
para anjing menggonggong, pantas saja dinamakan Bukit Budug Asu |
ternyata untuk sampai ke titik ini bisa menggunakan sepeda motor hahaha ini tempat penitipan sepeda motor |
terdapat petunjuk arah lagi |
Syukurnya, anjing-anjing itu berkoloni kebanyakan di daerah sekitar penitipan sepeda motor tersebut aja. Selebihnya di atas sudah cukup aman rek. Waktu itu cukup banyak yang mendaki bukit ini. Ada juga bule yang menyapa kami waktu itu, jalannya super cepat wkwk "Hello!" sapa bule itu ke kami , lantas Donna dengan refleks menyapa balik dengan "Monggo" dan bersamaan dengan Donna aku bilang "Hi!", seketika kami bertatapan, lalu tertawa wkwkkwkwk bule disapa pake bahasa jawa wkwkwk xD sepertinya Donna sedang Lelah xD sesekali kami berhenti untuk duduk beristirahat. Hari itu terasa sangat damai.
mulai lelah |
gaun putih hmmh |
kurang kerjaan wkwkwk yang penting happy |
Beberapa jam kemudian, kami tiba di area seperti di drama korea.. waaa! what a beautiful view!
Ngga tau ini tumbuhan apa namanya, namun gradasi warnanya terlihat indah.
Subhanallah ciptaan-Nya..
huaaa aku adaa di Koreaa wkwkwk |
Mungkin sudah hampir 2 jam lebih kami berjalan, namun urung menemukan titik puncak Bukit Budug Asu ini. Persediaan air mineral 1,5 literku juga sudah hampir habis, namun kata Donna di atas nanti ada sumber mata air. Okedeh akuu sudah tak sabar menunggu. Akhirnya tak lama pun kami melihat secercah harapan, lihat Don disana ada pos :D seketika kami pun kembali bersemangat. Kebetulan kami berbarengan dengan anak-anak pramuka yang dari topi nya bertuliskan masih duduk di bangku SMA.
rombongan anak pramuka |
di pos ini ternyata kita harus bayar tiket masuk sebesar 5000 Rupiah. Sangat murah! Pos ini sebagai tanda bahwa puncak bukit sudah di depan mata. tapi perjuangan tidak berakhir sampai disini, kitaa harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mendaki trek yang super duper curam ini. Kali ini aku benar-benar merasa salah kostum, mendaki pake rok berkibar.
Jadi ini ceritanya jalur tercepat untuk sampai puncak, karena trek sangat curam |
Setelah berjuang cukup ekstra, di tengah tanjakan yang super duper curam ini, kami beristirahat sebentar dan bernaung dari terik panas matahari. Menikmati semilir angin segar yang berhembus, benar-benar nikmat Tuhan yang tiada tara. Aku pun mulai mengeluarkan kestressanku dengan berteriak-teriak ga jelas wkwkwk sambil bikin video pendek, sambil baca buku juga, cuman nyari halaman yang ada kalimat bijaknya sih sebenarnya xD sambil foto-foto juga tentunya.
Bukit Budug Asu ini terletak di lereng Gunung Arjuno |
Tempat ini secara keseluruhan kebersihannya cukup terjaga. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke puncak. Tinggal setengah jalan lagi sampai.
Akhirrnyaa sampai di puncaak bukit |
![]() |
Wefie dulu |
![]() |
Akhirnyaaaaa.. |
![]() |
mata kemasukan debu wkwk |
![]() |
Lereng Gunung Arjuno |
Karena ini sedang musim Kemarau, maka kalian aku sarankan untuk membawa masker penutup hidung, karena sangat berdebu, beberapa kali mata kami kelilipan dan kemakan pasir. Hampir 3 jam perjalanan menuju Puncak Bukit Budug Asu ini jika jalannya santai sambil menikmati pemandangan. Untuk jalur pulangnya, ternyata ada jalur yang lebih landai.
Ternyata disini ada dibuat papan bergambarkan anjing untuk berfoto ria dengan latar belakang Gunung Arjuno.
Saya terawang ANDA masih Jomblo ya? HAHAHAA WKWKW xD |
Makan coki coki dulu, hmmh aku alergi cokelat beb maap :"( |
Setelah dirasa cukup menikmati keindahan puncak bukit ini, pukul 12.00 WIB kami pun turun. Aku sempat terjatuh karena jalanan kering penuh debu ditambah sepatuku ini membuat jalanan terasa licin.
Goodbye Budug Asu |
ternyata sepeda motor sejenis vespa bisa naik ke puncak ini lewat jalur pulang |
masih sempat-sempatnya jepret pas kepeleset |
trek saat pulang |
walau sudah siang, udara tetap sejuk |
Ada tanaman kayu putih juga nih |
kembali melewati perkebunan teh |
pinjam bentar ya bu topi nya wkwkwk |
by the way, pengen deh kapan-kapan ngajak kamu olahraga bareng kesini hehehe |
Kami beristirahat lagi di mushola di kebun teh, eh tiba-tiba aja ada taksi angkot, ya udah lah ya daripada nunggu lagi, kami mending langsung naik saja. Ternyata, ketemu sama bapak angkot yang pas pertama kami naik tadi. hua wkwkk Bapak supir angkot pun bertanya bagaimana pengalamannya ke Bukit Budug Asu, waah sangat seru pak wkwk. Tapi capeknya iya juga wkwkw kaki serasa mau copot. Bayangkan, total perjalanan kami adalah 5 jam jalan kaki. Sebenarnya waktu pulang ini terdapat bapak-bapak yang menyediakan jasa ojek dengan biaya 20.000. Tapi karena kami anak kosan, 20.000 itu cukup berharga di mata kami, jadi kami terus saja jalan.
Karena masih ada waktu sekitar 2 jam lagi untuk keberangkatan kereta menuju Surabaya, kami pun memutuskan untuk singgah ke Pasar Lawang untuk mencari makan siang. Donna membeli buah Naga di pasar, sedangkan aku beli gorengan wkwk.
![]() |
Makan siang lalapan lele |
![]() |
hmmmhh nyummiiiii :D |
![]() |
menyeberang jalanan lewat jembatan penyeberangan untuk naik angkot selepas makan siang, Angkot dari pasar ke Stasiun cuman 3000 Rupiah. |
![]() |
Pemandangan di Lawang. Lawang adalah salah satu kecamatan dari Kabupaten Malang, Jawa Timur |
Tidak terasa kami pun sudah sampai di Stasiun Lawang, menunggu Kereta Penataran membawa kami kembali ke Surabaya. Karena kelelahan, Donna sempat tertidur, sedangkan aku hanya menyelondorkan kaki yang terasa pegal sekali.
Sekitar jam setengah delapan kami pun tiba di Stasiun Wonokromo, dan waktunya pulang ke kos masing-masing.
wah tidak terasa sudah selesai aja ceritanya wkwkw Buat kalian yang mau escape dari kejenuhan sejenak, sambil berolahraga, aku sangat merekomendasikan untuk backpackeran sehari mengunjungi Bukit Budug Asu yang berada di Lawang ini. Biaya yang dikeluarkan pun sangat terjangkau.
Terima kasih sobat sudah membaca artikel ini sampai akhir.
Oiya, sedikit pesan dari Bukit Budug Asu kalau berkunjung kesini, biar ku capslock,
"HATI-HATI TERJEBAK KENANGAN."
"wkwkw emang kenangan ama siapa juga, kan situ jones win Hahahah" jahad :'(
Makasih banget buat sohibku tercinta, Donna, yang sudah menemani hikss terharu, lov u so mucchh muach akhirnya ngga wacana. kalau ada yang mau ditanyain silakan aja komen di kolom komentar bawah, atau ngasih saran, atau kritik, feel free aja. kalau mau ngasih coklat jangan, kasih keju aja wwkwkw
"Sejauh apa pun jalan yang kita tempuh, tujuan akhir selalu rumah." -Fiersa Besari
Salam hangat,
Winda Nur Azizah :*
Ajak aku lah winnnnnnn
BalasHapusmaaf baru liat kar komenmu,lama ga buka blog hehehe kalau ada weekend panjang yuk budal
Hapus